4 Pelajaran Hidup dari Buku Seni Bersikap Bodo Amat

4 Pelajaran Hidup dari Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat Mark Manson


Seberapa sering kamu ke-distract dengan konten konyol di media sosial?

Beberapa orang memang sering menumpahkan masalah mereka di media sosial.

Dengan refleks, kamu pun menanggapi dan seolah merasakan masalah mereka. Seolah kamu tahu akar masalah dan solusinya apa.

Padahal, ada hal yang lebih penting dari itu. Ada hal yang lebih layak untuk kamu perhatikan.

Iya. Masalahmu sendiri.

Sadarlah bahwa setiap orang memiliki masalahnya masing-masing. Dan itu sudah melekat pada tiap diri manusia sejak zaman Nabi Adam As. 


Nah, agar kamu hidup tenang, kamu perlu yang namanya seni untuk bersikap "bodo amat" terhadap sesuatu yang nggak penting di hidupmu.


Review Buku Seni Bersikap Bodo Amat


4 pelajaran hidup dari buku seni untuk bersikap bodo amat


Berikut review buku seni bersikap bodo amat


Identitas Buku:

Judul Buku : Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat

Pengarang : Mark Manson

Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia

ISBN : 9786024526986

Ukuran : 21 x 14 cm

Halaman : 256 hlm

Bahasa: Indonesia

Harga P. Jawa : Rp. 67.000

Tahun Terbit : 2005


Sekilas Info Tentang Penulis

Mark Manson merupakan seorang blogger ternama dengan jutaan pembaca. Ia tinggal di New York, buku seni untuk bersikap bodo amat ini adalah buku pertamanya.


Pembahasan Dalam Buku Seni Bersikap Bodo Amat

Buku ini menyajikan berbagai macam bahasan yang akan membuka pikiranmu tentang betapa pentingnya seni bersikap "masa bodoh" atau "bodo amat", agar kamu bisa memilih mana yang seharusnya kamu pedulikan dan mana yang bisa kamu abaikan.


So, berikut 4 poin penting yang aku dapatkan dari buku sebuah seni untuk bersikap bodo amat karya Mark Manson.

#1. Jangan Berusaha

Hah, jangan berusaha, maksudnya?

Jadi gini. Di buku ini penulis memberikan pesan ke pembaca untuk jangan berusaha mengejar sesuatu yang justru akan membuatmu merasa "kurang". Ada yang namanya hukum kebalikan.


Makin bingung, kan?

Misalnya gini.

Semakin kamu berusaha untuk menjadi kaya, maka kamu akan selalu merasa lebih miskin dari orang lain, terlepas dari berapa penghasilanmu saat ini.


Semakin kamu berusaha untuk tampil lebih cantik/tampan, kamu akan selalu merasa lebih jelek dari orang lain. Terlepas dari bagaimana kondisi wajah/fisikmu saat ini.


Kamu hanya perlu bersyukur dan menerima keadaanmu saat ini.


#2. Bahagia = Pecahkan Masalah

Yup. Alih-alih ingin meraih kebahagiaan, banyak orang yang rela menipu diri sendiri dengan cara menghindar dari masalah atau kabur dari kenyataan pahit yang mereka alami.


Banyak dari kita nggak menyadari bahwa justru dengan menghadapi dan menjalani proses pemecahan masalah itulah sumber kebahagiaan yang sebenarnya.


Cobalah untuk sepakat bahwa hidup itu emang syusah dan syulid, haha. Canda syuliiid


Oke, serius.

Masalah dan kesulitan itu nggak akan ada habisnya, guys.

Bukannya hidup di dunia memang begitu?


Jika kamu masih sering emosi berlebihan terhadap suatu hal yang sepele, itu tandanya kamu nggak punya sesuatu yang layak untuk kamu perhatikan.


Masalah sepele itu misalnya: 

Kesal karena baterai remote tv yang cepat mati, 

Stres karena gagal dapetin promo buy 1 get 1 free,

Kesal liat postingan mantan yang udah nikahan tapi kamu masih sendirian (eh), 

Emosi gegara artis/idolamu putus/gagal nikah, dan masalah sepele yang lainnya.

But, you know what?

Masalahnya bukan remote, bukan soal promo, bukan mantan dan bukan pula artis yang kau idolakan. Tapi ini masalahmu sendiri. 

Kamu nggak usah emosi, kalem ajalah.

Kamu bisa beli baterai baru, tunggu promo berikutnya, minta jodoh terbaik dari Tuhan, gausah pusingin kehidupan idolamu yang bahkan dia nggak kenal sama kamu dan belum tentu dia mau kenalan haha.


Saatnya kamu tanyakan ke diri sendiri.

Apakah masalah ini layak untuk dipecahkan?

Apakah ini memang hal yang paling penting dalam hidup dan pantas untuk diperjuangkan?

Apakah masalah ini memang perlu diperhatikan atau justru bisa diabaikan?


#3. Tentang Keistimewaan dan Mental Korban

Banyak orang yang ngerasa kalau hidup biasa aja dan standar itu berarti mereka nggak istimewa, nggak spesial. Merasa insecure dengan kehidupan yang mereka jalani. 

Seolah kehidupan yang sederhana dan biasa saja itu mencerminkan sebuah kegagalan.

Orang yang ingin menjadi istimewa ataupun spesial akan sering membandingkan diri dengan orang lain. Mereka cenderung memiliki mental "korban". Seolah cuman dia yang punya masalah terberat di dunia ini.


Hidup itu susah, hidupku sulit



" Kenapa guwe terus sih yang kena masalah ini?"

"Kenapa hidupku se-syulid ini ya Tuhan?"

"Kamu masih mending, daripada aku begini, daripada aku begitu, bla.. bla.. bla"


Jika selama ini kamu berpikir untuk mengukur pencapaianmu dengan pencapaian orang lain dan malah jadi adu "menderita", adu " FTV", tolong hentikan. Itu pikiran yang bahaya banget. 


Mentalitas korban akan semakin tumbuh dan berkembang di mindset kamu. Semua orang punya masalahnya masing-masing. Yang masalahnya berat itu bukan kamu doang.


#4. Pada Akhirnya, Kamu yang Memilih

Seperti yang udah dijelasin di atas, masalah akan selalu ada dan selalu muncul tiap saat. Cobalah untuk berani katakan "tidak" alias "bodo amat" Pada masalah sepele. 

Kamu berhak memilih, mau memecahkan masalah yang mana dulu nih, yang lebih penting buat hidup kamu.


Saat kamu menyelesaikan satu masalah, maka kamu akan naik satu level.


Apa yang Rahast Suka dari Buku Ini?

Meskipun gaya penulisan buku ini (terjemahan bahasa Indonesianya masih agak belibet), Aku tetap suka dengan buku ini. Karena secara garis besar, Mark Manson memberikan pesan kepada pembacanya tentang pentingnya menghadapi masalah. Kita harus memilih dan memilah masalah mana yang harus diselesaikan agar hidup kita bahagia.


Adapun kutipan yang aku suka di buku ini adalah:


Siapa diri Anda yang sebenarnya ditentukan oleh apa yang ingin Anda perjuangkan. ~Buku sebuah seni untuk bersikap bodo amat, hal. 46~



Kesimpulan

So, kesimpulannya adalah kita harus menentukan prioritas dalam hidup, terimalah kenyataan kalau hidup ini penuh dengan masalah. Kita hanya perlu keberanian untuk menghadapi masalah, sye-rumid dan se-syulid apapun itu.


Thank you sudah nyimak review buku seni untuk bersikap bodo amat. Semoga bermanfaat :)


Note: Jika temen-temen punya point penting lainnya dari buku ini, silakan tulis di komentar, ya.



Posting Komentar untuk "4 Pelajaran Hidup dari Buku Seni Bersikap Bodo Amat"